SUMPAH PEMUDA
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Awal tahun 1945, kedudukan Jepang di Indonesia makin berkurang. Jepang terlibat perang besar yang dikenal dengan Perang Dunia II. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jatuhlah bom atom Amerika Serikat di kota Hiroshima. Pemimpin-pemimpin Jepang menyadari bahwa negaranya telah mendekati kekalahan. Selain kota Hisroshima, kota Nagasakipun dibom oleh Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat ledakan dua bom tersebut, ratusan ribu penduduk kota Nagasaki dan Hiroshima meninggal dan luka berat. Hal itu yang menyebabkan Kaisar Jepang, Hirohito menyerah kepada Sekutu.
Pada
tanggal 14 Agustus Jepang resmi menyerah kepada Sekutu. Berita
penyerahan Jepang tersebut sampai kepada salah satu pemuda Indonesia,
Sutan Syahrir. Ia pun segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta dan
mendesak agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Namun, kedua
pemimpin bangsa itu menolak mengumumkan kemerdekaan Indonesia sebelum bermusyawarah dengan anggota
PPKI lainnya. Para pemuda segera melakukan pertemuan di Lembaga
Bakteriologi di Jalan Pengangsaan Timur, Jakarta tanggal 15 Agustus
1945. Pertemuan itu memutuskan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap
bangsa, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Bung Karno dan Bung Hatta
sebagai tokoh bangsa diharapkan ikut menyatakan proklamasi. Namun,
Sukarno tetap menolak dan ingin bermusyawarah dengan anggota PPKI lainnya.
Akhirnya,
para pemuda mengadakan pertemuan di Asrama Baperpi di Jalan Cikini 71,
Jakarta. Pertemuan itu memutuskan untuk mengamankan Sukarno dan Hatta ke
luar kota agar jauh dari pengaruh Jepang. Usaha menjauhkan Sukarno dan
Hatta inilah yang melahirkan peristiwa Rengas dengklok.
Pada Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 4.00 WIB, Bung Karno dan Bung Hatta berhasil diamankan oleh para pemuda ke luar kota Jakarta menuju Rengasdengklok. Kewibawaan kedua tokoh itu membuat para pemuda tidak melakukan penekanan kepada Bung Karno dan Bung Hatta. Namun, dalam pembicaraan antara kedua tokoh bangsa itu dengan Scudanco Singgih, tersirat adanya kesediaan Sukarno untuk memproklamasikan kemerdekaan segera setelah kembali ke Jakarta. Scudanco Singgih pun segera mengabarkan berita tersebut kepada para pemuda di Jakarta.
Sementara itu, terjadi kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo (wakil golongan tua) dengan para pemuda. Kedua kelompok tersebut sepakat untuk membawa kedua tokoh bangsa yang diamankan
di Rengasdengklok kembali ke Jakarta. Untuk itu, pada 16 Agustus 1945
pukul 16.00 WIB Ahmad Subardjo dan para pemuda menjemput Bung Karno dan
Bung Hatta ke Rengasdengklok. Akhirnya, pada pukul 21.00 WIB Bung Karno
sampai di kediamannya. Malam itu juga pukul 02.00 WIB di rumah Laksamana
Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta diadakan pembicaraan persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.